TENTANG KAMU

Dan,
Inilah puncak dari rangkaian paradoks yang menyerangku dari awal kisah ini dimulai.
Sebuah tawa, dalam duka dan kepahitan yang tak terperi.
Inilah kiamat personalku,
Setiap kenangan itu bagaikan lucifer yang menyamar menjadi domba tak berdosa.
Sejenak aku merasa telah di suguhkan pertunjukkan dagelan.
Kekonyolan panjang nan tragis, dibumbui dramatisasi dengan ambisi ala sineteron bersekuel-sekuel yang membuat perut mual.
Dan kini kelenjar air mata pun mengeras seiring dengan hatiku yang membatu.
Kau Maha pembolak-balik fakta, semoga tenang tanpa air mata.

Ceritakan padaku tentang mataharimu.
Tentang malammu yang selalu biru.
Tentang lelaki yang kudengar dari tanggal ke tanggal menghiasi harimu.
Ceritakan padaku,
Bagaimana hari-harimu bukanlah lagi tentang aku.

Sebagai gantinya.
Akan ku beri tahu sedikit tentangku.
Tentang pagiku yang sampai tadi masih terasa abu.
Tentang wanita yang dari bulan ke bulan jadi semakin lihai merayu.
Ku beri tahu,
Bagaimana aku tak pernah mau.
Semua masih berputar berporoskanmu.

Ini bukan tentang siapa yang salah.
Jelas menyalahkanmu itu suatu kesalahan besar.
Mungkin memang aku saja yang tidak cukup sempurna untukmu.
Karena patokanmu bukanlah sejauh mana hati ini bisa jatuh, melainkan sehebat apa fisik dapat membutakanmu.
Dan aku gagal.
Kamu terlalu buta untuk melihat kepadaku.
Yang dapat kamu lihat hanyalah kesalahanku yang selalu saja bisa dijadikan alasan sehingga kamu dapat menyelamatkan diri.
Dan aku ? Selalu berusaha memperbaiki kesalahan sekecil apapun itu.
Namun semuanya sia-sia saja.
Kamu cukup pintar untuk seorang yang buta.